第十四屆世界大伯公節於9月26日至28日在印尼瑪琅盛大舉行

由大三巴哪吒廟值理會會長葉達擔任團長的參訪團赴印尼參加第十四屆大伯公節盛典,期間出席祈福仪式、文化巡游等亮點活動。參訪團團長、值理會會長葉達總結稱,八天訪印之旅達預期目標,藉此行更好向東南亞各國及地區的宮廟取經,借鑑經驗,對全面促進會務發展、擴大國際朋友圈、傳承哪吒非遺文化等啟益良多。

赴印尼參訪之行獲澳門基金會資助。期間參觀了瑪琅永安宮,獲永安宮主席潘順熙與秘書長大理等接見及友好交流。葉達稱,此行為值理會首次率團拜訪印尼,恭賀永安宮在印尼建廟成立200周年並成為2025年大伯公節主辦單位。葉達亦參加了由世界大伯公聯誼會主辦的“2025年世界大伯公聯誼會交流會”,由世界大伯公聯誼會推動小組主持。會議上,葉達就更好推動中華文化在東南亞地區的影響和發展,以及推廣“哪吒信俗”等方面交換意見,誠邀世界大伯公聯誼會各宮廟代表明年來澳參加哪吒寶誕,共襄盛舉。

 

Source: https://weeklymacao.com/detail/196

腾云殿与镇南庙代表出席第14届世界大伯公节

(斯市28日讯)汶莱腾云殿与镇南庙代表日前应邀赴印度尼西亚爪哇玛琅,出席第14届世界大伯公节盛会。
此次活动吸引来自多个国家和地区的庙宇代表齐聚一堂,共同弘扬传统信仰与文化。
在为期数日的行程中,汶莱代表团除参与世界大伯公节的核心祭祀与庆典仪式外,还受邀出席了永安宫200周年庆典的欢迎宴与晚宴,并参加大伯公节奉献礼等系列活动。
透过这些活动,代表团不仅深切感受到当地民众对传统信仰的虔诚与尊重,也与来自世界各地的同道展开了广泛交流。
其间,各国代表互相交换纪念品,以示友好与祝福,进一步增进彼此之间的情谊和合作关系。
汶莱代表团的出席不仅彰显了腾云殿对海外宗教与文化盛事的重视,也体现了汶莱腾云殿积极融入国际交流的平台作用。代表该殿出席者有汶莱腾云殿名誉顾问王亚兴、会务顾问林长兴、副董事长程永年及财政林丰斌,以及汶莱镇南庙理事。
他们一致表示,此行收获颇丰,不仅加深了与其他庙宇的联系,也为推动文化传承与跨国交流奠定了坚实的基础。
世界大伯公节是一年一度的活动。世界大伯公节去年是在澳门举行,而明年则将在马来西亚柔佛州举行。

 

Source: https://uniteddaily.my/zh/9335255f-737e-4f19-92f9-a69ef7821ac7

東華三院參加第十四屆世界大伯公節

東華三院參加第十四屆世界大伯公節

第十四屆世界大伯公節暨永安宮200周年慶典於9月26日至28日印尼泗水瑪瑯市隆重舉行。

除印尼外,還有來自新加坡、馬來西亞、中國、中國香港、中國澳門、汶萊和緬甸等多個國家及地區,合共迎100所廟宇宮觀的代表出席參加盛會。

作為香港唯一的廟宇代表,東華三院油麻地福德祠亦是以大伯公(福德、土地)為主神的廟宇,亦受邀派員參加大伯公節的各項活動,包括奉獻禮、遊神盛會、文化研討會議及晚宴等,獲益良多。

source: https://temples.tungwahcsd.org/latest-events/detail?id=2428

Kemeriahan Kirab Budaya 200 Tahun Kelenteng Eng An Kiong Kota Malang

Kemeriahan Kirab Budaya 200 Tahun Kelenteng Eng An Kiong Kota Malang
Muhammad Aminudin – detikJatim
Sabtu, 27 Sep 2025 13:30 WIB
Perayaan 200 tahun Kelenteng Eng An Kiong, Kota Malang
Perayaan 200 tahun Kelenteng Eng An Kiong, Kota Malang (Foto: Muhammad Aminudin.detikJatim)
Malang -Ribuan orang dari penjuru dunia datang memeriahkan perayaan 200 tahun Kelenteng Eng An Kiong, Kota Malang. Perayaan ini juga diikuti kirab budaya melintasi sejumlah ruas jalan utama di Kota Malang.

Perwakilan panitia, Kevin Chistian Chandra menyampaikan, sejumlah tamu dari berbagai daerah, bahkan luar negeri, mulai sudah berdatangan untuk meramaikan momentum bersejarah ini.

Peringatan dua abad Kelenteng tertua di Malang ini, sekaligus menjadi rangkaian World Tua Pek Kong Festival ke-14. Panitia menyebut, tamu internasional yang hadir diperkirakan mencapai 1.300 hingga 1.500 orang.

source: https://www.detik.com/jatim/budaya/d-8132961/kemeriahan-kirab-budaya-200-tahun-kelenteng-eng-an-kiong-kota-malang

Dewa Sedunia Ikut Peringati HUT Ke-200 Kelenteng Eng An Kiong

Rombongan kirab adat dan budaya perayaan 200 tahun Kelengteng Eng An Kiong melintasi jalanan Kota Malang pada Sabtu (27/9) lalu.
Rombongan kirab adat dan budaya perayaan 200 tahun Kelengteng Eng An Kiong melintasi jalanan Kota Malang pada Sabtu (27/9) lalu.

 

 

MALANG KOTAPerayaan 200 tahun Kelenteng Eng Ang Kiong terasa lebih istimewa. Sebab tahun ini kelenteng ini sekaligus menjadi tuan rumah pelaksanaan World Tua Pek Kong Festival ke-14. Pertemuan akbar para pemuja Kongco Buddha Janshan atau Tua Pek Kong dari berbagai negara itu dihadiri 5.000 partisipan dari sejumlah negara di dunia.Kongco Buddha Janshan atau Tua Pek Kong diyakini sebagai dewa yang menjaga tanah dan wilayah. Untuk itu, perayaan kali ini didominasi kuat oleh agama dan kebudayaan daerah. Sebab Tua Pek Kong adalah dewa utama simbol perlindungan, kesuburan, dan berkah bagi masyarakat.

 

Salah satu rombongan tamu mengantarkan patung dewa mereka menuju Kelenteng Eng An Kiong.

 

Acara penutupan digelar Jumat (26/9) lalu. Sejak pukul 08.00, Kelenteng Eng Ang Kiong melakukan penerimaan Kinsin Tamu baik dari dalam atau luar negeri. Selain itu, perayaan kali ini juga dihadiri utusan dari tujuh negara. Yaitu Singapura, Malaysia, Macau, Hongkong, China, Brunei Darusalam, dan Myanmar.

Kevin Christian Chandra, Perwakilan Panitia Peringatan 200 Tahun Kelenteng Eng Ang Kiong mengatakan jika puluhan budaya khas kelenteng hingga nusantara dibawa berjalan sepanjang 4,5 kilometer.

Momentum perayaan 200 tahun Kelenteng Eng Ang Kiong kali ini bukan hanya perayaan agama. Namun mereka juga mengemasnya menjadi momen budaya lintas bangsa. Untuk itu akan banyak akulturasi budaya Tionghoa dan budaya lokal Malang di dalamnya.

Jajaran petinggi Kelenteng Eng An Kiong dan Bupati Singkawang berfoto bersama di atas panggung.

 

“Penutupan kemarin sekaligus penyerahan bendera Tua Pek Kong Festival ke tuan rumah selanjutnya, yaitu Malaysia,” lanjut Kevin. Acara yang digelarnya terbilang sangat sukses. Sebab wajah para tamu undangan begitu semringah hingga acara selesai. (aff/mas)

Source: https://radarmalang.jawapos.com/kota-malang/816639432/dewa-sedunia-ikut-peringati-hut-ke-200-kelenteng-eng-an-kiong

3000名参与者参加玛琅市永安宫200周年庆典游行

和平日报,2025年9月28日,玛琅市——永安宫200周年 庆典于昨日(9月27日)隆重举行。今年的庆典恰逢第十四届世界大伯公节。众所周知,今年永安宫迎来了来自各国的“大伯公”信徒,盛大聚会。 

 

昨天下午,来自八个国家的代表参加了纪念永安宫基金会成立200周年的仪式和文化游行。除印度尼西亚外,还有来自新加坡、马来西亚、澳门、香港、中国、文莱达鲁萨兰国和缅甸的代表。 它们代表了 52 个三法礼拜场所 (TITD)。 

 

 大约有 3,000 名参与者参加的游行于下午 1:30 开始。这条5.5公里的路线从Eng An Kiong Temple开始,然后经过Gatot Subroto Street、Trunojoyo Street、Kertanegara Street、Tugu Square、Merdeka Timur Street、Kauman Street、Hasyim Asyari Street、Pasar Besar Street,然后返回寺庙。

“(这次游行)也是一种仪式。愿国家平安,人民平安。”永安宫基金会主席鲁迪·潘说道。昨天的游行中,参与者抬着来自泰米尔纳德邦宗教事务委员会(TITD)的60尊佛像。每尊佛像都代表着参与者所信仰的一位神灵。 

玛朗市的几位文化艺术从业者也参与了此次游行。来自宗邦(Jombang)福良宫(Hok Liong Kiong Temple)的费布丽娜(Febrina)是游行的参与者之一,她对参与活动非常热情。她带着100名庙里的人来到玛朗。“我们邀请玛卓(Mak Cho)神灵加入我们的游行队伍,”她说。

在将雕像抬往玛朗之前,他的团队举行了一个仪式。仪式的目的是询问神灵是否愿意参加在玛朗举行的活动。雕像下方放了两张纸。“答案是‘是’或‘否’;一边说‘是’,另一边说‘否’。碰巧的是,神灵同意了,”他说。他很欣赏在玛朗举办的活动,因为它为来自不同地区和国家的参与者提供了一个交流的平台。 

来自马来西亚的参与者Leo Chengkai也表达了类似的感激之情。“我们一共37个人,”他说。他的团队带着一尊雕像参加了昨天的游行。他告诉《爪哇邮报》马朗分社,他喜欢马朗的氛围。“这里的人们也非常热情地欢迎我们,”他补充道。

(雨林编辑,来源:爪哇邮报)

Source: https://www.hepingribao.id/home/2025/09/28/3000%E5%90%8D%E5%8F%82%E4%B8%8E%E8%80%85%E5%8F%82%E5%8A%A0%E7%8E%9B%E7%90%85%E5%B8%82%E6%B0%B8%E5%AE%89%E5%AE%AB200%E5%91%A8%E5%B9%B4%E5%BA%86%E5%85%B8%E6%B8%B8%E8%A1%8C/

Perayaan 200 Tahun Kelenteng Eng An Kiong Kota Malang: Kedatangan Arca dari 52 Kelenteng Internasional Mendapat Sambutan Hangat

DISAMBUT: Arca Kong Tek Cun Ong dari Kelenteng Yue Yang Tang, Semarang tiba di Kelenteng Eng An Kiong, kemarin siang. Selain arca, ada ribuan tamu yang bakal hadir dalam perayaan 200 tahun Kelenteng.
DISAMBUT: Arca Kong Tek Cun Ong dari Kelenteng Yue Yang Tang, Semarang tiba di Kelenteng Eng An Kiong, kemarin siang. Selain arca, ada ribuan tamu yang bakal hadir dalam perayaan 200 tahun Kelenteng.

 

MALANG KOTA Arca milik para tamu perayaan 200 tahun Kelenteng Eng An Kiong dan World Tua Pek Kong Festival ke-14 mulai berdatangan, kemarin (26/9). Mereka disambut tarian dua barongsai kuning lengkap dengan musik ritmis dari gendang, gong, simbal dan asap dupa. Setelah memberi salam, para tamu menuju pintu utama kelenteng untuk memanjatkan doa penghormatan di depan patung dewa Tua Pek Kong.

Total bakal ada 2.500 tamu dari dalam negeri. Serta 1.500 perwakilan dari tujuh negara mulai Singapura hingga Myanmar yang ambil bagian. Ribuan tamu yang berpartisipasi itu berasal dari 52 kelenteng. Diperkirakan ada 60 arca milik tamu yang saat ini berkumpul di Kelenteng Eng An Kiong.

”Setiap kelenteng memang membawa dewa atau leluhur mereka masing-masing,” kata Kevin Christian Chandra, Perwakilan Panitia Peringatan 200 Tahun Kelenteng Eng An Kiong. Arca yang dibawa dari tiap kelenteng itu menjadi simbol spiritualitas dan keberadaan dewa dalam perayaan.

Membawa arca adalah bentuk sembah bakti umat kepada dewa pelindung atau leluhurnya. Itu sebagai bentuk rasa syukur, hormat, serta pengakuan kekuatan spiritual yang mereka yakini. Selain itu, arca yang hadir juga melambangkan kebersamaan dan bertujuan mempererat persaudaraan antar kelenteng.

”Kehadiran arca juga kami yakini membawa berkah, perlindungan, serta energi positif,” lanjut Kevin. Puluhan arca yang dijajarkan di pelataran kelenteng, dan menjadi pusat doa serta ritual perayaan. Arca yang hadir juga membuat perayaan terasa lebih sakral dan terhubung kuat dengan nilai keagamaan.

Salah satu yang hadir yakni Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Yue Yang Tang dari Semarang. Mereka membawa arca Kong Tek Cun Ong, dewa kebaikan dan kebajikan dalam tradisi Tionghoa. Dewa itu dikenal sebagai sosok yang menegakkan kebenaran, memberi perlindungan, serta menuntun umat berbuat baik.

”Kami menawarkan kepada para dewa siapa yang berkenan berangkat. Ternyata kali ini dewa Kong Tek Cun Ong yang bersedia,” ujar Wanye, salah satu umat dari Kelenteng Yue Yang Tang. Caranya, mereka menanyakan kepada Kongco atau Makco melalui lemparan dua buah kayu kecik.

source: https://radarmalang.jawapos.com/kota-malang/816627971/perayaan-200-tahun-kelenteng-eng-an-kiong-kota-malang-kedatangan-arca-dari-52-kelenteng-internasional-mendapat-sambutan-hangat

Simbol Persaudaraan dan Perdamaian di Kirab Budaya 200 Tahun Klenteng Eng An Kiong Malang dan Tua Pek Kong World Festival ke-14

Simbol Persaudaraan dan Perdamaian di Kirab Budaya 200 Tahun Klenteng Eng An Kiong Malang dan Tua Pek Kong World Festival ke-14

 

MALANGRatusan orang tumpah ruah di Kota Malang untuk menyaksikan Kirab Budaya 200 Tahun Klenteng Eng An Kiong yang dirangkai dengan Tua Pek Kong World Festival ke-14, Kamis (25/9/2025). Acara akbar ini bukan sekadar ritual budaya, melainkan simbol persaudaraan dan doa bagi perdamaian dunia.

Kevin Christian Chandra, panitia kegiatan, menuturkan bahwa momentum ini sangat bersejarah. “Klenteng Eng An Kiong telah berusia 200 tahun. Perayaan ini adalah wujud syukur sekaligus kesempatan bagi generasi muda untuk terlibat menjaga warisan budaya,” ujarnya.

Lebih dari sekadar tradisi, kirab ini diyakini membawa berkah bagi Kota Malang. Prosesi ritual sekaligus menegaskan keberadaan Klenteng Eng An Kiong sebagai pusat spiritualitas, budaya, dan kebersamaan warga lintas generasi.

Peserta dari Asia Tenggara

Kirab-Budaya.jpg

Kirab kali ini diikuti oleh perwakilan negara-negara Asia, mulai dari Hongkong, Makau, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Vietnam, hingga Myanmar. Ribuan mata tertuju pada barisan meriah yang melintasi jalur utama kota: dimulai dari Klenteng Eng An Kiong di Jalan Gatot Subroto, lalu melewati Jalan Trunojoyo, Jalan Kertanegara, kawasan Tugu, Jalan Majapahit, Jalan Merdeka, hingga kembali ke depan klenteng sebagai titik finis.

Kevin menambahkan, ritual ini merupakan penghormatan kepada Dewa Bumi, sosok yang diyakini menjaga keseimbangan dan keberkahan sebuah wilayah. “Dewa Bumi adalah dewa yang paling dekat dengan manusia, karena bersemayam di tanah yang kita pijak,” ungkapnya.

Warisan untuk Generasi Muda

Selain menghadirkan nuansa spiritual, kirab budaya ini juga menegaskan pesan penting bagi generasi muda: menjaga klenteng sebagai warisan budaya. Nilai-nilai spiritual, tradisi, dan persaudaraan yang terkandung di dalamnya diyakini dapat menjadi bekal untuk memperkuat identitas sekaligus harmoni sosial di masa depan.

Gunawan Putra Wirawan, Ketua Komda Jawa Timur, menekankan bahwa perayaan ini adalah ajang mempererat persaudaraan komunitas Tua Pek Kong, baik di Indonesia maupun dunia. “Kirab budaya ini tujuannya membangun persaudaraan yang lebih erat, demi perdamaian bersama. Malang pun membuktikan bisa kompak, selaras dengan pemerintah daerah dan masyarakatnya,” katanya.

Dengan semangat itu, Kirab Budaya 200 Tahun Klenteng Eng An Kiong dan Tua Pek Kong World Festival ke-14 tidak hanya menjadi pesta budaya, melainkan juga jembatan persaudaraan lintas negara dan doa tulus bagi perdamaian umat manusia.(*)

Source: https://timesindonesia.co.id/peristiwa-daerah/556753/simbol-persaudaraan-dan-perdamaian-di-kirab-budaya-200-tahun-klenteng-eng-an-kiong-malang-dan-tua-pek-kong-world-festival-ke14


Sumber: TIMES INDONESIA